Malut, panahrevolusi.com– PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) melalui Departemen Occupational Health & Safety (OHS) menyelenggarakan kegiatan penyegaran/refresher terkait Dokumen Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko (IBPR) atau Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA), belum lama ini.
Sebanyak ada 58 peserta dari level Supervisor hingga Manager perwakilan seluruh departemen hadir, baik secara tatap muka di Ruang Kelas Lt.2 OHS Mine Training maupun daring.
Kegiatan itu merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan analisa dokumen IBPR/HIRA di Tambang Emas Gosowong yang lebih terintegrasi dan terstandar.
Manajer OHS, dr Kuncoro, saat membuka dalam sambutannya menyampaikan, Pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari selalu mempunyai bahaya dan risiko yang harus kita kontrol.
“Dokumen IBPR NHM yang telah terintegrasi akan menjadi salah satu kontrol secara menyeluruh dari setiap bahaya utama yang telah teridentifikasi, kemudian dapat terus mengevaluasi risiko terkait dari setiap aktivitas pertambangan di Gosowong,” pesannya.
Specialist OHS, Andri Prasetyo, narasumber dari kegiatan itu mengharapkan agar tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah meninjau kembali bagaimana penerapan IBPR di lapangan dengan yang terdokumentasi, sehingga rekan-rekan kami di lapangan mampu menganalisa tingkat risiko dari setiap pekerjaan yang mereka lakukan, dan mampu mengendalikan risiko dan bahaya yang ada.
Ia juga menekankan bagian kontrol utamanya dengan mengidentifikasi alat atau media yang digunakan dalam compliance list, dan para pekerja dapat menentukan tingkat risiko dari setiap pekerjaan terhadap tingkat kekerapan/likelihood, tingkat konsekuensi, tingkat keparahan dan tingkat risiko/risk ranking.
Sementara Superintendent Production UG Kencana, Septian Budi Setiawan, salah satu peserta mengapresiasi kegiatan yang berlangsung.
“Dengan adanya coaching/refresher ini, dokumen IBPR akan sangat membantu kami kembali meninjau kinerja Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap kegiatan produksi yang kita lakukan, dan penting untuk kita me-review dan cross-check kembali antara dokumen dan aktual di lapangan, sehingga potensi bahaya dari setiap aktivitas selalu terkontrol dan tidak ada yang terlewatkan,” pinta dia.
“Mari kita terus identifikasi potensi bahaya yang timbul dari setiap pekerjaan, langkah identifikasi bahaya yang tepat akan mengeliminasi insiden dan kecelakaan kerja,” sambung Septian.