BANDARLAMPUNG – Beberapa tahun lalu, warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Rajabasa Bandarlampung ‘akrab’ dengan kerajinan tenun tapis Lampung.
Namun kini, untuk membentuk minat dan bakat Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), pihak Lapas mengaktifkan kembali kesenian gamelan. “Kita akan aktifkan kembali kesenian gamelan,” kata Wahyu Santoso, Kepala Bidang Pembinaan Lapas Kelas IA Rajabasa, Kamis (4/1/2024).
Wahyu berpendapat, WBP tidak mesti diam di dalam lingkungan lapas saja. Tapi, ujsr dia, mereka bisa juga berkreasi di bidang kesenian maupun kegiatan-kegiatan lain yang bersifat positif.
“Kita ada alat (gamelan) itu, tetapi tidak dimanfaatkan. Alat kesenian gamelan ini sempat usang dimakan zaman. Selama ini, kita menyimpan alat tersebut di gudang. Kini saatnya kita berdayakan,” kata Wahyu.
Selain gamelan, dijelaskannya, WBP juga mengelola kesenian band. “Pada tahun ini, kami aktifkan pula alat tradisional gamelan. Memang alat tersebut ada yang sudah rusak, lantaran tidak terawat,” kata Wahyu.
Rencananya, pihak lapas akan meng inventarisir ulang, alat musik mana saja yang terawat dan tidak. Kami ingin merekrut minat bakat mereka,” ucapnya.
“Dengan peng-aktif-an kembali alat musik gamelan ini, kami berharap kegiatan mereka (WBP) bisa positif selama di dalam lapas,” pintanya.
Disamping pula, manakala WBP sudah menguasai alat musik tradisional tersebut, nantinya bisa mereka ditampilkan pada setiap event atau acara seremonial di internal lapas. (*)