Dugaan Manipulasi SK, Guru honorer HS dan Kepala Sekolah di Panggil Dinas Pendidikan Tubaba

TUBABA, PANAH REVOLUSI ~ Terkait dugaan manipulasi SK guru honorer di SD negeri 1 pagar dewa Dinas Pendidikan kabupaten Tubaba sudah memanggil kepala sekolah dan guru honorer HS, bahwa HS mengatakan mulai mengajar di SD negeri 1 Pagar Dewa tahun 2020 sampai sekarang dan pernyataan tersebut berbeda dari pernyataan narasumber MR yang menyatakan mulai tahun 2022 awal. (27/7/23).

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Tubaba melalui sekretaris Abdulrahman saat di konfirmasi menjelaskan, “Sudah kami panggil dan kami suruh bawa semua SK, setelah klarifikasi ternyata sejak 2006-2010 HS honornya di SD penumpang lalu berhenti kemudian dari 2020 sampai sekarang pindah di SD pagar dewa jadi dia itu tidak aktif dari 2011-2019 tidak ada SK.” Pungkasnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan melanjutkan bahwa surat yang diberitakan itu bukan SK melainkan Surat pernyataan pertanggung jawab mutlak itu terkait edaran bupati Tulang Bawang Barat bahwa HS dari 2006-2022 non ASN tenaga honorium dengan mekanisne pembayaran langsung dari APBN,”seharusnya mereka bikin suratnya 2006-2010 SD 1 penumangan, 2020-2023 di SD pagar dewa seharusnya dalam surat itu di jeda.”jelasnya.

Abdul Rohman juga menjelaskan data dapodik HS,” Di data dapodik HS sesuai SK yang ada ini, mereka tidak bisa berbohong karena ini data dapodik. Jika mereka mengaku-mengaku itu tidak bisa data dapodik itu langsung dari pusat.”pungkasnya.

Terkait kalimat kurang sopan pada wartawan via telepon seluler saat konfirmasi Abdurahman menyatakan, ‘ guru harus sopan sudah kami sampaikan kemaren, dia mengakui bahwa dia ngomong saya bilang jangan ikut campur, sudah kami ingatkan harus sopan karena dia guru.”tegasnya.

Dari pemberitaan sebelumnya MR menyatakan bahwa HS mulai mengajar awal tahun 2022, “Guru Honor HS awal mengajar tahun 2022, sedangkan di SK tahun 2006-2022”.

Dari keterangan MR ini sangat berbeda dari pernyataan HS kepada dinas pendidikan bahwa dia mulai mengajar di SD negeri 1 Pagar Dewa itu tahun 2020 jadi disini ada indikasi manipulasi data.

Keterangan lain dari warga Pagar Dewa Sondri yang anaknya sekolah di SD tersebut menyatakan bahwa seorang guru menyuruh murid membawa kursi dari rumah jika ingin duduk leluasa, “guru itu ibu maryana mengatakan kalau mau duduk dengan layak tidak sempit-sempitan bawa kursi dari rumah, guru itu ngomong langsung dengan orang tua saya dan saudara perempuan saya.” Keluhnya.

Dan sondri juga meminta kepada Dinas Pendidikan Tubaba agar turun langsung meninjau sekolah tersebut untuk melihat anak kami sekolah ada yang duduk bertiga satu meja. Sondri juga mempertanyakan terkait dana BOS yang diterima sekolah tersebut bagaimana menggunakan anggarannya sampai anak sekolah bisa duduk bertiga satu meja.

Pos terkait