Merak – Penutupan Stasiun Merak oleh PT. KAI (persero) berdampak besar pada arus balik pemudik tujuan Stasiun Rangkas Bitung dan transit menuju Jakarta.
Meski pelayanan operasional KA Lokal Merak dialihkan ke Stasiun Cilegon terhitung mulai tanggal 15 s.d. 30 April 2023 selama 16 Hari atau H-7 hingga H+7, masyarakat mengeluh akan ketersediaan tiket yang tidak jelas pada aplikasi KAI Access.
“Saya tadi pesen tiket jam 9, tapi di aplikasi tidak dapat tempat duduk, mau tidak mau saya pesan saja” kata ibu penumpang KAI yang tidak mau disebutkan nama nya.
Ditutup nya Stasiun Merak sementara dalam rangka mendukung proses pekerjaan penataan kawasan Pelabuhan Penyebrangan Merak oleh PT KAI (persero) dengan DJKA dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Untuk mobilisasi pengguna yang menuju ke Stasiun Merak atau Pelabuhan Merak dan arah sebaliknya dari Stasiun Merak atau Pelabuhan Merak, akan disiapkan shuttle bus secara gratis menuju Stasiun Cilegon. Jadwal dan kedatangan shuttle bus tersebut akan disesuaikan dengan kedatangan dan keberangkatan KA Lokal di Stasiun Cilegon.
Dengan adanya penataan kawasan Pelabuhan Penyebrangan Merak ini, KAI Commuter berharap nantinya dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada para pengguna KA Lokal di Stasiun Merak. Dalam pemesanan dan pembelian tiket KA-KA Lokal tersebut dapat melalui Aplikasi KAI Access. Pengguna bisa memesan tiket mulai tujuh hari (H -7) sebelum hari pemberangkatan atau pembelian langsung di loket selama ketersediaan tiket masih ada.
Berdasarkan pantauan Haluan Indonesia di Stasiun Cilegon, penjualan tiket secara offline tetap berjalan walaupun ketersediaan tiket online dinyatakan tidak tersedia atau habis.
Haluan Indonesia mengecek aplikasi KAI Access sekitar pukul 16.00 ketersediaan tiket pemberangkatan pukul 19.16 sudah habis secara online.
Namun, tiket offline masih diperjualbelikan kurang lebih 50 penumpang mengantri untuk mendapatkan tiket tersebut.
Seperti informasi sebelumnya, penumpang yang memesan tiket dari pukul 09.00 Wib secara online tidak mendapatkan tempat duduk, sedangkan hampir semua yang membeli tiket secara offline mendapatkan tempat duduk.
Setelah dikonfirmasi, pihak Humas KCI mengatakan ketersediaan tiket menyesuaikan ketersediaan bangku yang ada.
“Full Tix itu bisa di beli online via aplikasi dan offline, selama persediaan masih ada,” kata Leza Manager Humas KCI.
Namun, ketersediaan bisa sewaktu-waktu berubah jika ada pembatalan oleh penumpang yang membeli secara online maupun offline.
“Bisa saja kalau ada pembatalan, kalau tidak ada yang tidak bisa,” jelasnya.
Namun, Haluan Indonesia mencoba menanyakan kembali soal pembelian tiket, yang misalkan di jadwalkan kereta pukul 16.00, penumpang membeli secara online ketersediaan tidak ada, berarti tiket juga tidak dapat dibeli secara offline.
“Iya tidak bisa,” tegas Leza.
Sementara, Kepala Stasiun Cilegon Aldino tidak mau memberikan statement dan mengarahkan ke Humas KCI.
Perlu diketahui, dampak dari penutupan Stasiun Merak dan berbeda nya ketersedian tiket antara online serta offline, sebagian masyarakat mau tidak mau menaiki Bus yang tersedia di Pelabuhan Merak.
Untuk menaiki Bus dari Terminal Pelabuhan Merak menuju Terminal Kampung Rambutan, masyarakat dimintai ongkos sebesar Rp. 250.000.
(Anca)